FH Unhas Bedah Buku “Nusantara di Selat Makassar”
Shi.or.id, Makassar- Pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan Timur memberikan konsekuensi dibidang keamanan dan pertahanan negara karena posisinya yang berdekatan langsung dengan Selat Makassar. Selat Makassar adalah jalur utama perdagangan dari Australia menuju Jepang dan Kawasan Asia lainnya, demikian pula sebaliknya. Selain perdagangan, Selat Makassar juga merupakan jalur pelayaran angkutan kelapa sawit, LPG dan LNG khususnya dari Jepang. Maka membaca dan memahami buku yang berjudul Nusantara di Selat Makasssar adalah cara untuk memahami secara umum kondisi selat makassar.
Fakultas Hukum Universitas hasanuddin (FH Unhas) menyelenggarakan bedah buku Nusantara di Selat Makassar di Baruga Prof. Baharuddin Lopa, S.H. Fh Unhas pada Jum’at (14/04/2023). Kegiatan ini difasilitasi oleh Pimpinan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Bapak Prof. Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H., M.A.P. Dalam sambutannya Dekan Fakultas Hukum Unhas memberikan respon positif, bahwa bedah buku hari ini di apresiasi oleh pimpinan di tingkat universitas dan bentuk menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi.
“Kegiatan kita hari ini sangat diapresiasi ditingkat Universitas. Sebagai rangkaian Dies Natalis Fakultas Hukum Unhas ke-71 hari ini dilaksanakan kegiatan bedah 7 judul buku dalam 1 hari sebagai penggambaran angka 71 yang juga merupakan angka ulang tahun Fakultas Hukum Unhas dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi di tengah-tengah masyarakat”, jelas Prof. Hamzah.
Kegiatan bedah buku ini di moderatori langsung oleh Sekretaris Departemen Hukum Internasional FH Unhas Dr. Kadarudin, S.H., M.H. Dalam pemeparannya Prof. Dr. Judhariksawan, S.H., M.H. dan Prof. Dr. Aidir Amin Daud, S.H., M.H., DFM. yang juga merupakan penulis dari buku Nusantara di Selat Makassar dalam Kajian Hukum Laut Internasional memaparkan bahwa perlunya mempersiapkan secara matang dalam hal keamanan Ibu Kota nusantara (IKN).
“Kita perlunya mempersiapkan secara matang dalam hal keamanan Ibu Kota nusantara (IKN) dan pertahanan negara di Nusantara, karena posisi geografis Nusantara saat ini sangat terbuka, berbeda halnya dengan Palangkaraya yang pernah menjadi salah satu opsi dalam menentukan pilihan tempat pemindahan ibukota negara”, Jelas Prof Judha yang juga Guru Besar Hukum Internasional Fh Unhas ini.
Selanjutnya Prof. Dr. S.M. Noor, S.H., M.H. selaku pembedah menjelaskan bahwa Selat Makassar memiliki nilai historis yang sangat tinggi.
“Selat Makassar harus diketahui memiliki nilai historis yang sangat tinggi, karena pernah ada kapal Amerika Serikat yang dinamai USS Makassar Strait yang sebelum berubah nama kapal tersebut bernama Ulitaka Bay”, jelas Prof. S.M. Noor.