Fraksi Bersih-Bersih Sulteng Gelar Aksi Solidaritas Seribu Lilin untuk Korban Ledakan Smelter PT ITSS di Morowali

Shi.or.id, Palu, Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang, demikian hashtag Fraksi Bersih-Bersih Sulawesi Tengah saat menggelar Aksi Seribu Lilin untuk Korban Ledakan Smelter PT. Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS) sebuah perusahaan yang berada di Kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT. IMIP), Minggu (24/12/2023).

Kecelakaan kerja ini terjadi saat sejumlah buruh melakukan perbaikan tungku dan hendak memasang platnya. Namun sebelum terpasang tungku tersebut meledak dan menyebabkan kebakaran.

Kejadian itu menyebabkan 13 orang meninggal dunia dan 32 orang mengalami luka bakar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber bahwa kejadian itu diduga berawal dari tungku yang tidak layak pakai setelah diimpor dari Tiongkok.

“Hal ini sudah menjadi rahasia bagi para buruh yang bekerja. Harusnya ada uji kelayakan alat-alat yang dipakai sebelum melakukan produksi,” terang Aulia Hakim, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi saat ditemui Celebesta.com, di Taman Nasional, Kota Palu, Minggu (24/12/2023) Malam.

Ironisnya kata Tulus Sapaan akrabnya, Pemerintah hingga kini tak pernah serius memberikan sanksi kepada PT. IMIP dan perusahaan-perusahaan lainnya. Ditengah Kecelakaan kerja yang seringkali terulang justru bangga dengan hilirisasi industri nikel di PT. IMIP sebagai bagian dari penopang ekonomi nasional.

“Pemerintah selalu mendengungkan kesuksesan Kabupaten Morowali dan Morowali Utara dalam proyek hilirisasi tetapi yang terjadi hanya pepesan kosong,” ungkapnya.

Menurut Tulus yang juga Divisi Kampanye dan Advokasi WALHI Sulteng bahwa kabupaten tersebut menjadi daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi terutama Morowali.

“Kabupaten Morowali tahun 2022 menjadi wilayah termiskin di Sulawesi Tengah,” terangnya.

Dalam Aksi tersebut Fraksi Bersih-Bersih Sulawesi Tengah menuntut Pemerintah agar memberikan sanksi tegas kepada perusahaan yang berada di Kawasan PT. IMIP, evaluasi seluruh sistem perizinan perusahaan- perusahaan tambang di Sulteng, evaluasi sistem kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja yang terjadi di PT. IMIP, PT. SEI dan PT. BTIIG kemudian Naikkan upah buruh di Morowali dan Morowali Utara dan hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing.

Senada dengan itu, Taufik, Koordinator JATAM Sulteng mengatakan bahwa sejak Januari-Desember 2023 tercatat sudah tiga kali terjadi kecelakaan kerja.

“Pertama Kecelakaan terjadi akibat bahan bangunan yang menimpah buruh, Kedua Pekerja tertimbun limbah nikel dan ketiga ini adalah puncaknya yang menimbulkan puluhan korban Jiwa,” jelasnya.

Menurut Taufik Hal ini disinyalir di kawasan industri tersebut tidak memperhatikan sistem kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja.

“Indikatornya adalah ketika ada kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa patut diduga adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tidak diterapkan dengan baik oleh perusahaan,” jelas Taufik.

Taufik juga mengatakan bahwa saat ini debat Capres maupun Cawapres tidak berangkat dari fakta lapangan melainkan hanya perdebatan di tingkat elit.

“Diskusi elektoral hilirisasi mineral juga harus melihat dampak Lingkungan dan Masyarakat yang ada disekitarnya,” pungkas Taufik.