Ketua Umum SHI Memberikan Pemahaman Ecological Citizenship Kepada Komunitas Literasi di Palembang

Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia, Ade Indriani Zuchri berbuka puasa bersama dengan anak-anak muda komunitas literasi di Palembang setelah turut serta di dalam kegiatan komunitas literasi anak muda, Sabtu (17/04/22).

SHI,- Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia, Ade Indriani Zuchri menghadiri kegiatan komunitas literasi anak muda, Sabtu (17/04/22) . Kegiatan tersebut membedah buku novel “Kisah Seekor Camar dan Burung Yang Mengajarinya Terbang” karya dari Luis Sepulveda, penulis Cile kelahiran 1949 yang semasa hidupnya aktif menyuarakan kritik terhadap kejahatan korporasi ekstraktif di dunia. Bedah buku berjalan tertib di Kedai Kopi Rumah Sintas yang terletak di Jalan Jambu No. 4 Kelurahan 30 Ilir Palembang.

Diskusi bedah buku tersebut menghadirkan Vita, Mahasiswi Semester 4 jurusan Sosiologi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bedah buku yang dimulai pada pukul 15.30 sampai dengan 16.30 WIB tersebut dimoderatori oleh Asmaran Dani yang juga menjabat di divisi Media dan Komunikasi di Sarekat Hijau Indonesia Pusat.

Ade Indriani Zuchri, mengapresiasi kegiatan tersebut, dengan turut serta memberikan pemahaman Ecological Citizenship kepada peserta yang hadir. Ecological Citizenship merupakan sebuah pemahaman kesetaraan makhluk hidup di bumi, antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan sebagai penduduk planet bumi yang mempunyai hak yang sama untuk terus tumbuh dan berkembang dengan saling memahami peran masing-masing.

“Hari ini sudah saatnya kita bersama memahami pengetahuan ekologi secara kultural, kita sebagai manusia tidak boleh angkuh dan egois di dalam mengelolah lingkungan tanpa menghargai makhluk hidup yang lain seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, pohon, dan lingkungan. Novel dengan tokoh Kucing dan Burung Camar yang sedang kita diskusikan ini memberikan pemahaman Ecological Citizenship kepada kita, bahwa di planet bumi ini tidak hanya manusia yang hidup namun ada makhluk hidup yang lain. Kita harus belajar pada kisah novel tersebut untuk mempunyai empati kepada lingkungan, hewan, dan penghuni lainnya yang ada di bumi.” Kata Ade.

Pemateri bedah buku Vita memberikan pemahaman yang politis, dari buku ini kita dapat juga memahami konteks keterlibatan para pejabat, dan elite politik meskipun negara sudah menguatkan undang-undang di bidang ekologi namun tidak cukup untuk menghalangi kekuatan politik yang dominan untuk memenangkan kepentingan privat mereka. Revisi UU Minerba (Mineral dan Batu Bara) di Indonesia contohnya. Negara sering lalai dalam mengawasi para pejabat, dan birokrat yang berfokus di bidang ekologi, khususnya mengawasi kapal-kapal tongkang yang membawa minyak dan batubara di perairan Indonesia yang polusinya mencemari laut dan sungai, juga menyebabkan hewan perairan dan hewan udara di atas laut seperti burung yang dalam hal ini mengalami keracunan polusi dari aktivitas kapal-kapal korporasi.

“UU yang mengatur Ekologi sudah saatnya mengacuh juga kepada konsep Ecological Citizenship agar pemahaman Ekologi dapat menyebar di sruktrural dan dapat dipraktikan secara kultural di setiap elemen masyarakat untuk menjaga lingkungan, dan hidup berdampingan dengan hewan-hewan.” Ucap Vita, mahasiswi yang juga aktif di berbagai komunitas literasi.

Ade juga menambahkan, bahwa forum-forum kajian yang berbasis ekologi harus terus diramaikan namun tetap berpijak pada esensi ilmu pengetahuan yang ilmiah. Membedah buku, membedah film yang mengkritisi pembangunan yang tidak berpihak kepada lingkungan dan hewan merupakan pendidikan kultural yang dapat dilakukan oleh anak-anak muda.

“Saya sangat senang dengan kegiatan-kegiatan yang syarat edukatif ini, khususnya kajian yang berbasis pada ilmu pengetahuan di bidang ekologi, di setiap ada waktu saya pasti akan menyempatkan untuk hadir. Pendidikan kultural sederhana ini dapat membentuk generasi yang berbudaya ekologis dengan memulai investasi pendidikan ekologi yang kritis kepada anak-anak dari sejak dini sampai ke kelangan anak muda.” Tegas Ade, perempuan dua anak yang sejak muda sudah menghadiri beberapa forum kajian internasional di beberapa negara asia, dan eropa.