Sarekat Hijau Indonesia: Gerakan Politik Hijau Indonesia dan Memperkuat Kepemimpinan Politik Perempuan Indonesia

Oleh: Ade Indriani Zuchri
(Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia)

Sarekat Hijau Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 06 Juli 2007, tahun ini Sarekat Hijau Indonesia berusia 13 tahun, dengan keanggotaan ada di 10 Provinsi dari Desa sampai dengan tingkat Provinsi. Sebagai sebuah Organisasi  Politik Hijau di Indonesia, memperkuat kepemimpinan politik bagi anggota adalah pilihan yang sangat strategis, khususnya memperkuat kepemimpinan politik anggota perempuan SHI.

Saya ingin menceritakan bagaimana para pendiri Sarekat HIjau Indonesia membangun SHI  sebelum saya, dan dimasa kepemimpinan saya, saat didirikan tahun 2007 lalu, keanggotaan SHI hanya ada di 3 Provinsi saja di Indonesia sampai dengan tahun 2015.  Pada tahun 2015, ketika saya bergabung sebagai Sekjen SHI , yang salah satu tugas saya adalah mempercepat memperluas keanggotaan SHI sebagai kelengkapan kongres SHI, karena nya sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini keanggotaan Sarekat Hijau Indonesia telah bertambah 7 Provinsi di Indonesia.

Pertanyaan selanjutnya, sebagai perempuan, apa yang menyebabkan saya bersedia mengembang mandat sebagai Sekjen SHI dan akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia periode 2017 sampai dengan 2022.

Dalam budaya patriarkhi di Indonesia, menjadi perempuan atau posisi sebagai perempuan sudah sangat sulit, perempuan di Indonesia terkurung dalam norma agama dan budaya yang tidak dapat fleksibel dan bebas mengekspresikan pilihan-pilihan politiknya seperti kebebasa politik perempuan di Eropa ,Amerika dan beberapa negara lainnya seperti Australia dan New Zealand, sehingga hambatan dan persoalan perempuan dalam berpolitik praktis sangatlah terbatas, hal lain yang menghambat persoalan politik perempuan lainnya, ruang berpolitik bagi perempuan di Indonesia adalah ruang laki-laki, dengan sterotype perempuan tidak mampu melakukan tugas-tugas publik politik, perempuan dianggap entitas yang lemah, yang akhirnya menjadi subordinat dari kepemimpinan politik laki-laki.

Keputusan-keputusan politik Negara yang pada akhirnya banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan politik laki-laki, banyak ruang partisipasi politik di Indonesia yang akhirnya dikuasai oleh laki-laki, karenanya sebagai Pemimpin Organisasi Politik Hijau Indonesia, Sarekat Hijau Indonesia telah menjalankan praktek -praktek memperkuat kepemimpinan politik  perempuan dengan terus meningkatkan kapasitas mereka. bagaimana mendorong perempuan di Indonesia terlibat aktif mengambil posisi strategis negara dan politik di Indonesia.

Saya percaya, sebagai Pemimpin Partai Hijau Perempuan satu-satunya di Asia Pacifik, kerja untuk memperkuat kepemimpinan politik perempuan di Indonesia bukanlah hal mudah, tetapi juga bukan hal sulit, asal ada keseriusan dan dukungan sisterhood dari kawan2-kawan partai hijau global. Saya tidak akan mampu mencapai posisi ini tanpa dukungan dari semua anggota Sarekat Hijau Indonesia dan juga dari seluruh teman-teman partai Hijau Dunia.

Saat ini Sarekat Hijau Indonesia sedang memperkuat kepemimpinan perempuan anggota Sarekat hijau Indonesia dengan melakukan pendidikan kepemimpinan , dan juga dengan memperbesar jumlah keanggotaan perempuan di Sarekat Hijau Indonesia, karena dengan meningatkan jumlah keanggotaan dan meningkatkan kapasitas pendidikan bagi anggota perempuan Sarekat Hijau Indonesia, maka ruang politik dan kepemimpinan politik masa depan di Indonesia dapat kami rebut.(MY)