Dari Gerakan Sosial Menuju Partai Politik: Belajar dari Podemos Spanyol

SHI.or.id – Palembang, Sarekat Hijau Indonesia Wilayah Sumatera Selatan menyelenggarakan diskusi bertajuk “Membangun  Partai Politik, belajar dari pengalaman Partai Podemos di Spanyol” yang berhaluan kerakyatan dengan narasumber tunggal Prof. Suso Mourelo dari Juan Carlos University-Madrid pada 10 Mei 2025 di Palembang. Peserta diskusi ini terdiri dari anggota SHI, mahasiswa, politisi dan beberapa akademisi dari Universitas Sriwijaya.

Menurut Suso Mourelo, Pademos berawal dari rahim gerakan sosial dan berhasil menembus sistem politik formal sebagai kekuatan baru berhaluan kerakyatan. Podemos menjadi contoh penting bagaimana gerakan akar rumput dapat bertransformasi menjadi partai politik yang relevan dan berpengaruh di kancah politik nasional. Gerakan ini diinisiasi oleh akademisi dan kelas terdidik  dengan mengolah  tiga pilar utama sebagai motor gerakan yaitu, anak muda yang digarap melalui media sosial, tokoh-tokoh berpengaruh yang didekati secara door to door, dan kelompok-kelompok independen berbagai sektor yang disatukan dalam kepentingan yang sama. Ketiga kelompok basis ini membangun aliansi strategis, membuat diskusi-diskusi diberbagai kota di Spanyol dan menguasai ruang-ruang publik.

Lebih lanjut Suso mengatakan, gerakan ini dikenal dengan Indignados yang berawal pada tahun 2011, merupakan respons intlektual, aktivis dan tokoh-tokoh masyarakat terhadap ketidaksetaraan ekonomi dan korupsi yang merajalela di bawah pemerintahan partai-partai mapan seperti PSOE (Sosial Demokrat) dan Partido Popular (Konservatif). Gerakan ini membawa slogan “no nos representan” (mereka tidak mewakili kita), “Kekuasaan ada di jalanan, bukan di parlemen”. Slogan ini terinspirasi dari gerakan Mei 68 di Eropa yang mampu mendelegitimasi kekuasaan elit politik konservatif dan menuntut perubahan radikal dalam sistem politik Spanyol. Moral gerakan ini  melahirkan inisiatif membangun institusi politik alternatif yang mampu menyalurkan aspirasi dan kemarahan rakyat terhadap situasi ekonomi politik Spanyol saat itu.

Podemos menekankan demokrasi internal yang partisipatif. Melalui Kongres Rakyat, anggota secara aktif terlibat dalam penyusunan dokumen prinsip, struktur organisasi, dan resolusi partai. Setiap anggota dapat mengusulkan dan memilih resolusi, yang kemudian menjadi dasar kebijakan dan arah gerak partai. Proses ini memperkuat legitimasi internal dan menjaga semangat partisipasi akar rumput. Manifesto Mover ficha: convertir la indignación en cambio político menjadi fondasi kelahiran Podemos pada Januari 2014.

Pengalaman Podemos menunjukkan bahwa transformasi gerakan sosial menjadi partai politik  membutuhkan antara lain (1) Strategi komunikasi yang membumi, menghindari jargon ideologis  dengan menggabungkan teknologi digital dan forum-forum akar rumput. (2) Kemampuan membaca momentum politik dan merespons kebutuhan rakyat secara konkret   (3) Demokrasi internal yang kuat dan Inovasi dalam model partisipasi yang terbuka, sehingga anggota merasa memiliki partai dan proses politiknya.

Diskusi bersama Suso Mourelo dan dimoderatori oleh Ferdiansyah Rivai, dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya menegaskan bahwa pengalaman Podemos relevan untuk dipelajari oleh gerakan sosial dan partai-partai baru di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, setiap konteks memiliki tantangan dan dinamika sendiri. Bagi Sarekat Hijau Indonesia sebagai ormas lingkungan, strategi Podemos perlu diadaptasi, bukan sekadar dijiplak. Kunci utamanya adalah keberanian untuk berinovasi dalam membangun partai politik kerakyatan yang partisipatif dan relevan dengan kebutuhan rakyat saat ini.