Ketua DPW SHI Sumut Sesalkan Kematian Harimau Sumatera Citra Kartini

 Harimau sumatera bernama Citra Kartini ditemukan tewas pada 19 Juli 2022 membuat duka bagi seluruh penggiat konservasi dan satwa di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) Sumatera Utara (Sumut).

“Kita ketahui bahwa sebelumnya harimau sumatera yang ada di zona inti kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat atau TNKS berasal dari Sanctuary Harimau Barumun di Sumu yang dilepas pada 7-8 Juni 2022,” kata Kader Konservasi Alam Sumatera Utara, Hendrawan Hasibuan, Minggu (24/7).

Menurut Hendrawan, kejadian harimau mati sebenarnya sudah berulang kali terjadi sampai saat ini. Hal ini membuktikan lemahnya pengawasan dan penjagaan terhadap satwa yang dilindungi tersebut.
Kita sangat menyayangkan dan menyesalkan kejadian kematian harimau sumatera bernama Citra. Harimau sumatera merupakan satwa terakhir yang sekarang kita miliki. Jika insiden ini terus terjadi setiap tahun atau setiap bulan, lama-lama harimau sumatera akan menjadi sejarah atau cerita bagi anak-cucu kedepannya, sebagaimana yang telah terjadi dengan harimau jawa dan harimau bali,” sebut Hendrawan, yang saat ini menjabat Ketua DPW Sarekat Hijau Indonesia Sumatera Utara.
Hendrawan mendorong semua pihak agar selalu menjaga dan melestarikan habitat dan ekosistem harimau sumatera, dan mendorong agar selalu memberikan edukasi untuk semua pihak, khususnya masyarakat bahwa harimau sumatera adalah hewan yang dilindungi dan merupakan satwa terakhir di abad ke-20.
“Kita semua harus menjaga habitat dan ekosistem harimau sumatera, dan kita harusnya selalu memberikan edukasi kepada semua pihak, khususnya masyarakat bahwa harimau sumatera merupakan satwa yang dilindungi dan satwa terakhir,” sebutnya.Hendrawan menyarankan agar pemerintah memfasilitasi untuk membentuk tim atau Satgas Pencegahan Kejahatan Harimau Sumatera. Upaya ini merupakan tindakan perlindungan untuk harimau sumatera yang selalu terancam atas kematian dan yang selalu dihantui dari pemburu satwa langka.

Kita berharap pemerintah sudah mulai memikirkan tindakan nyata, agar hal ini tidak terulang terus menerus. Kita berharap pemerintah memfasilitasi pembentukan tim atau Satgas perlindungan harimau sumatera untuk meringankan beban pemerintah, di mana di dalamnya ada unsur pemerintah, LSM/NGO, private sektor, pers, masyarakat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama,” terangnya.

 

Terakhir, Hendrawan Hasibuan yang juga Koordinator Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM) menyebutkan, kematian harimau sumatera bernama Citra Kartini harus diusut tuntas. “Kenapa itu bisa terjadi,” tandasnya.(Repost- Analisadaily.com, Medan )