TEKNOLOGI LATEKS PEKAT UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI ASPAL KARET KEPADA UNIT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BOKAR DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Sumatera Selatan pada tahun 2019 memiliki luas perkebunan karet seluas 1.305.699 Ha,yang tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Ilir, Empat Lawang, Pali, Musi Rawas Utara, Palembang, Prabumulih, Pagar Alam dan Lubuk Linggau. Lahan terluas di Sumatera Selatan berada di Kabupaten Musi Banyuasin, yaitu seluas 211.725 Ha pada tahun 2019.Kegiatan Produk Teknologi yang di Desiminasikan ke Masyarakat adalah berupa paket teknologi lateks pekat untuk bahan baku industri aspal karet kepada unit pengolahan dan pemasaran bokar di Kabupaten Musi Banyuasin.

Produksi karet di Sumatera Selatan pada tahun 2019 sebesar 905.789 ton, dimana sumbangsih Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2019 memproduksi karet dengan jumlah total 155.303 ton. Permasalahan mendasar yang dihadapi petani karet saat ini yaitu rendahnya harga karet yang di terima oleh petani. Harga yang rendah ini sangat dipengaruhi oleh harga pasar karet di tingkat dunia. Indonesia hanya mengekspor karet dalam bentuk barang setengah jadi, yaitu dalam bentuk SIR dengan berbagai variannya. Harga SIR di tingkat dunia saat ini sangat fluktuatif dan cenderung menurun terus karena persaingan perdagangan global.

Menurut  Dr. Ir. Maryadi, M.Si, Ketua Tim Pelaksana Pelatihan Pemafaatan Teknologi Lateks Pekat untuk Bahan Baku Industri Aspal Karet Kepada UPPB yang ditemui di Sungai Lilin menyatakan Universitas Sriwijaya dan LPPM  Universitas Sriwijaya  yang bekerjsama dengan Kemenristek DIKTI  memperkenalkan  teknologi pembuatan lateks pekat yang sederhana dan terjangkau oleh petani karet. Saat ini lateks pekat sangat dibutuhkan pabrik aspal karet yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin,  Dari hasil kajian terhadap petani karet di 5 UPPB yang dijadikan mitra dalam kegiatan ini menunjukkan antusias petani yang tinggi terhadap peluang untuk memproduksi lateks pekat yang sudah di latih oleh tim peneliti dengan peralatan dan teknologi yang sederhana, yang dapat dilakukan oleh petani baik sebagai perorangan maupun berkelompok bersama-sama manajemen UPPB. Antusiasme yang tinggi ini adalah bentuk dari keinginan mereka keluar dari persoalan harga karet yang selalu rendah,sehingga   produksi lateks pekat merupakan salah satu alternatif produksi yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan harga karet dan meningkatkan penghasilan  petani karet di Kabupaten Musi Banyuasin.

Produksi lateks pekat dapat menjadi harapan petani ke depannya, karena harga karet tidak hanya ditentukan oleh permintaan panrik crumb rubberyang sangat tidak stabil dan cenderung terus menurun dalam 5 tahun terakhir ini.  Produk lateks pekats nantinya dapat dikembangkan menjadi beberapa produk turunan yang dapat meningkatkan penghasilan petani.  Salah satu yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Musi Banyuasin adalah dengan didirikannya pabrik aspal karet di kota Sekayu ibu kota Kabupaten Musi Banyuasin. ( YM)